Balikinijani.blogspot.com-Tiap-tiap proses hari suci Saraswati senantiasa memakai bebanten (upakara) dalam memuja Dewi Saraswati yang di kenal dengan sebutan banten Saraswati atau tebasan Saraswati. Banten Saraswati sebagai lambang (nyasa) terdiri atas jajan cecak, bubur, nyanyah geringsing, daun beringin, penyeneng serta canang.
Pic: |
Jajan cecek menyimbulkan pengetahuan dapat hidup dimana-mana, daun beringin lambang keabadian, nyanyah geringsing lambang persembahan pada Beliau.
Jajan cecak berikut yang paling utama sebagai isi banten Saraswati di mana mempunyai makna pengetahuan dapat ada dimana-mana. Pada pelaksaan pemujaan Dewi Saraswati buku, lontar, pustaka, kitab suci mesti diupacarai dengan banten saraswati, tetapi ketika pemujaan semua umat pantang untuk membaca serta menulis. (baca juga: Sudahkah Umat Hindu Tahu Makna Upacara Banyu Pinaruh?)
Dalam lontar sundarigama dijelaskan tan wenang ngujar sastra, tan wenang nelengi sastra berarti tak diperkenankan membaca serta menulis, hari Saraswati adalah puncak yoga yang berada dalam kondisi diam atau kosong.
0 comments:
Post a Comment